Menurut Asosiasi Toilet Indonesia (2016), toilet adalah ruangan yang dirancang secara lengkap yang terdiri dari kloset, persediaan air yang bersih dan perlengkapan-perlengkapan lain dengan kondisi yang higienis dan aman untuk digunakan membuang hajat oleh masyarakat baik domestik, komersil maupun publik. Pembangunan toilet juga tidak serta merta tanpa sebuah perencanaan. Dalam perencanaan pembangunan toilet terdapat beberapa hal yang mempengaruhi, diantaranya ; (1) letak geografis; (2) siapa penggunanya (orang dewasa, anak-anak, penyandang disabilitas, jenis kelamin dsb); (3) Budaya jongkok atau duduk; (4) Perilaku berbilas dengan tisu atau air dan; (5) teknologi, dengan manual atau sensor. (Mafra, R & dkk, 2020). Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa membangun sebuah toilet tidaklah sederhana apalagi kegunaannya yang sangat penting bagi setiap orang untuk memenuhi kebutuhan biologisnya. Namun sangat disayangkan kualitas toilet di Indonesia masih buruk. Menurut Work Economic Forum (2014) kualitas toilet di Indonesia berada diperingkat 40 dari 140 negara, hal tersebut menandakan kualitas toilet di Indonesia masih sangat rendah (geotimes.id). Menurut Khan (2008), perumbuhan jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan jumlah pembangunan sarana sanitasi yang menyebabkan menurunnya jumlah orang yang memperoleh sanitasi yang higienis. Padahal sanitasi yang tidak higienis dapat menyebabkan penyebaran penyakit seperti diare, kolera, disentri dan lain-lain (Bagiastra, 2021). Khususnya di toilet umum yang dipakai sejumlah orang dengan frekuensi yang sangat tinggi, namun kondisi toilet umum diruang publik seperti tempat wisata, pasar, terminal, taman, stasiun dan lain sebagainya justru belum mendapat banyak perhatian baik dari pemerintah maupun kesadaran masyarakat sekitar. Walaupun disisi lain baik pemerintah maupun pihak lainnya juga berusaha memberikan sosialisasi hidup bersih namun langkah tersebut masih kurang terlihat dampaknya jika kita melihat kondisi toilet umum diruang public. Masih banyak toilet yang belum memenuhi standard dan masih banyak sekali masyarakat yang tidak menerapkan perilaku bersih dalam penggunaan toilet apalagi bersimpati dalam menjaga kebersihan toilet.
Penulis mengamati bahwa membutuhkan waktu yang cukup panjang jika hanya menjalankan program sosialisasi agar masyarakat menerapkan kebiasaan baik di toilet umum selagi keadaan toilet umum dibanyak tempat masih belum terjaga kualitasnya sesuai dengan standar . Sehingga pemikiran masyarakat dalam pemakaian toilet umum akan terus bersifat individual, yakni toilet umum hanya digunakan sebagai fasilitas sekali pakai yakni disaat diperlukan saja. Masyarakat juga hanya akan menghargai kebersihan toilet ketika mereka dapat menggunakan toilet dalam keadaan bersih pula. Sehingga dapat dilihat bahwa masyarakat belum memiliki kepedulian terhadap keadaan toilet umum disekitarnya sebagai fasilitas bersama dan belum merasa memiliki tanggung jawab bersama dalam pemakaian dan keberlangsungan toilet umum.
Oleh karena itu, untuk mendukung proses perbaikan kualitas toilet umum dan agar selalu terjaga pemeliharaannya, maka penulis mengusung ide untuk membuat aplikasi pengaduan masyarakat yang diberi nama Qleanto. Aplikasi Qleanto merupakan aplikasi layanan pengaduan masyarakat terkait kondisi toilet umum yang tersebar diseluruh Indonesia. Unsur pelaksana dalam aplikasi ini diantaranya pihak pertama yakni masyarakat sebagai pelapor dan pihak kedua yakni penanggung jawab atau pemilik kuasa atas kepemilikan toilet umum. Pihak kedua bisa merupakan pemerintah daerah, manajemen tempat wisata, organisasi pemerintah lainnya maupun organisasi non pemerintah yang memiliki ketertarikan dalam menjalankan program kebersihan sanitasi. Aplikasi Qleanto tidak didesain sebagai aplikasi pengaduan saja namun juga didesain untuk dapat memberikan informasi dan mensosialisasikan kegiatan positif terkait kebersihan, serta dibuat semenarik mungkin dengan menerapkan sistem hadiah (reward) poin untuk pengguna yang melaksanakan kegiatan tertentu.
Aplikasi ini diharapkan dapat menjadi penghubung antara masyarakat dengan pihak kedua dalam melaporkan kondisi toilet umum diseluruh Indonesia. Tujuannya agar secara perlahan perbaikan kualitas toilet umum dapat segera diatasi dengan mengikuti standar yang sudah ditetapkan serta masyarakat turut aktif dalam melaporkan keadaan toilet umum yang belum memenuhi standar ataupun yang tidak terjaga pemeliharaannya sebagai bentuk kepedulian terhadap fasilitas bersama. Berikut ini adalah tampilan (interface) serta fungsi dari masing-masing fitur yang tersedia di aplikasi :


Gambar 1.1 merupakan tampilan awal untuk melakukan registrasi akun agar pengguna dapat menggunakan aplikasi. Pengguna melakukan registrasi akun satu kali pada saat awal pemakaian, untuk selanjutnya pengguna akan diarahkan langsung ke tampilan menu utama.
Gambar 1.2 merupakan tampilan menu utama setelah pengguna berhasil melakukan registrasi. Di menu utama terdapat beberapa fitur yang dapat diakses diantaranya : (1) artikel yang ditulis oleh pengelola aplikasi;(2) buku pedoman standar toilet Indonesia, perilaku di toilet umum serta tata cara dan alur pengaduan sebagai pengetahuan dasar dan bentuk sosialisasi untuk pengguna aplikasi;(3) terdapat jumlah terkini laporan pengaduan yang sudah masuk, sedang diproses dan sudah terselesaikan; (4) dalam fitur beranda pengguna dapat melihat pengaduan yang diajukan oleh pengguna lain serta dapat memberi dukungan agar pengaduan dapat segera diproses, selain itu pengguna juga dapat berinteraksi melalui kolom komentar maupun membagikan pengaduan.


Gambar 1.3 merupakan tampilan fitur menu kegiatan. Fitur ini akan menampilkan kegiatan-kegiatan yang akan diselenggarakan oleh pengelola dan disesuaikan dengan lokasi pengguna. Pengelola aplikasi dapat membuat kegiatan seperti kegiatan sukarela, sosialisasi maupun kegiatan lainnya dalam rangka mengedukasi masyarakat agar menumbuhkan kebiasaan baik serta rasa peduli terhadap kebersihan terutama yang berhubungan dengan sanitasi. Selanjutnya pengguna aplikasi dapat memilih dan melaksanakan kegiatan tersebut serta memperoleh poin setelah kegiatan berakhir. Untuk penukaran poin dengan hadiah diserahkan kembali kepada pengelola aplikasi. Gambar 1.4 merupakan menu untuk membuat pengaduan terkait kondisi toilet umum disekitar pengguna. Pengguna dapat membuat laporan pengaduan dimulai dari menuliskan judul pengaduan, menuliskan deskripsi atau isi pengaduan, memberikan informasi lokasi tempat dan dapat secara spesifik mengajukan pengaduan tersebut kepada instansi pemerintah, pengelola tempat wisata, organisasi pemerintah maupun non pemerintah lainnya yang memiliki kuasa kepemilikan.

Gambar 1.5 merupakan tampilan menu data diri pengguna dan riwayat pengaduan yang sudah diajukan. Dalam fitur ini pengguna dapat secara berkala memeriksa status pengaduan yang sudah diajukan.
Dengan adanya aplikasi Qleanto masyarakat dapat dengan mudah mengajukan pengaduan tanpa harus mencari dan mengunjungi pengelola toilet umum. Pihak pengelolapun akan secara cepat mendapatkan informasi terkait kekurangan atau kerusakan pada kualitas toilet. Dengan demikian aplikasi ini dapat mewadahi kedua belah pihak dalam memperoleh dan menjaga kualitas toilet umum diseluruh Indonesia. Selanjutnya untuk proses pengembangan jangka panjang maka pengelola membutuhkan jauh lebih banyak data-data lokasi toilet umum dan bekerjasama ke banyak pihak pengelola guna mencapai sanitasi di Indonesia aman dan terjaga serta menumbuhkan rasa kepedulian seluruh masyarakat Indonesia akan kebersihan, kesehatan dan kenyamanan di toilet umum. Penulis berharap semakin terjaganya kualitas toilet umum dan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat maka akan semakin menimbulkan perilaku bersih saat masuk maupun keluar dari toilet.
Ditulis Oleh : Panca Lestari Rahmawati, Juara 2 lomba Karya Essai Gerakan Keluar Bersih